.::Tingkatkan Kualitas Bidan Kota::.

Sri Rezeki, Ketua IBI Bandarlampung
Menciptakan bidan yang berkualitas dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, terutama ibu hamil, menjadi visi dan misi Sri Rezeki. Bersama organisasi bidan yang dipimpinnya, yakni Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bandarlampung, ia pun melakukan beragam upaya. Mulai menggalakkan workshop hingga mengunjungi bidan-bidan senior.

KEHAMILAN adalah anugerah bagi setiap perempuan. Karenanya, bagi Sri Rezeki, baik ibu maupun janinnya harus diselamatkan. Untuk itu, dia terus berupaya meningkatkan kualitas bidan di Kota Bandarlampung.

Yakni dengan memberikan seminar serta workshop kepada kader-kader IBI Bandarlampung yang berjumlah 305 orang. ’’Terlebih dengan tugas yang saya emban sebagai konselor HIV dan ASI Eksklusif Kota Bandarlampung, maka amanah ini pun sebagai jembatan untuk berbagi ilmu dengan para bidan pada saat memberikan materi di setiap seminar dan workshop,” katanya.

Baginya, kualitas semua bidan itu harus terus di-update. ’’Pada dasarnya beban kerja dan fungsi bidan itu sama, namun ada hal-hal yang harus ditingkatkan. Terutama yang berkaitan perkembangan pengetahuan dan wawasan sesuai tuntutan permasalahan dalam kehamilan, proses persalinan, hingga pasca persalinan termasuk pelayanan KB,” paparnya.

Jadi pada kegiatan apa pun, ia selalu berusaha berbicara mengenai pentingnya para bidan meningkatkan pengetahuan. ’’Terutama ketika saya sedang rapat dengan pengurus ranting yang diagendakan setiap bulan,” beber alumnus S-1 Kesehatan Masyarakat STIKes Mitra Lampung ini.

Upaya meningkatkan kualitas bidan itu pun dilakukannya tanpa membedakan lokasi dan sasaran. ’’Dalam waktu dekat, misalnya, IBI Bandarlampung akan bekerja sama dengan akademi kebidanan (akbid) melakukan seminar dan workshop tentang penanganan yang tepat bagi ibu hamil dengan peserta para siswa didik akbid,” papar dia.

Tujuannya, agar sebelum mereka terjun ke lapangan setelah lulus dari akbid nanti sudah mendapatkan pembekalan yang cukup.

Perempuan yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai bidan teladan se-Kota Bandarlampung tahun 2008 ini menambahkan, peningkatan kualitas bidan yang termasuk program kerja IBI Bandarlampung itu dilakukan untuk mencapai millennium development goals (MDGs).

’’Dari delapan program MDGs, empat di antaranya menyentuh aspek kesehatan, dan di sini ada peranan bidan yaitu menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka penderita HIV, serta penanggulan penyakit seksual dan gizi buruk,” tutur Sri.

Tak hanya itu, lanjut dia, IBI juga memiliki program sosial yakni dengan berkunjung ke bidan-bidan senior. ’’Dan menyambut tahun ajaran baru ini, kita menggalang dana untuk berbagi dengan masyarakat duafa,” sebut juara kedua bidan teladan se-Provinsi Lampung tersebut.

Sri mengungkapkan, IBI Bandarlampung mendukung program jaminan persalinan (jampersal) meski respons setiap bidan berbeda. Menurutnya, ada bidan yang menanggapi positif terhadap dukungan IBI atas penerapan jampersal. Bahkan mereka menanyakan bagaimana perjanjiannya. Tetapi ada juga yang menolak.

’’Sementara saat ini harga semua kebutuhan tinggi, mulai obat-obatan hingga penanganan medis, yang minimal membutuhkan Rp600 ribu. Sedangkan dengan program jampersal, maka biaya persalinan hanya Rp350 ribu atau hanya membayar jasa serta tidak menutupi kebutuhan lain,” papar dia

Secara pribadi, katanya, ia mendukung dan mengikuti program tersebut. ’’Kalau ada yang menolak, kita harus mengerti karena setiap visi dan misi bidan berbeda. Namun, saya tetap mengimbau dan memberikan pencerahan kepada para bidan,” imbuhnya.

Ingin Tolong Bumil Lebih Banyak

HARAPAN Sri Rezeki dengan menjadi bidan sederhana, namun sangat mulia. Ia hanya ingin memberikan bantuan lebih kepada orang lain serta bisa menolong ibu hamil (bumil) lebih banyak.

Tekadnya itu tidak muncul begitu saja. Ini merupakan refleksi dari pengalaman pribadinya. ’’Saat itu saya masih menjadi asisten dokter di sebuah rumah sakit dan ada seorang bapak yang menunggun giliran sampai sore hanya untuk meminta bantuan agar dokter atau bidan dapat memasangkan selang kateter kepada putrinya yang tengah hamil,” kisahnya.

Namun sayang, keinginan itu terpaksa harus ditolak Sri dengan halus karena ia saat itu hanya seorang perawat dan bukan bidan. ’’Jadi saya tidak memiliki wewenang melakukan tindakan pertolongan itu,” tuturnya.

Dari kejadian itu, tebersit keinginannya untuk menjadi seorang bidan. Begitu kuatnya hingga ia pun harus ke Jakarta untuk bisa melanjutkan pendidikan kebidanan. ’’Karena saat itu di Lampung sedang ada kebijakan penutupan sekolah kebidanan,” papar dia.

Setelah lulus, keinginan bisa menolong ibu hamil semakin tinggi. Hal itu diwujudkannya dengan berpraktik sebagai bidan di rumahnya pada 1998. ’’Tarif yang saya berikan kepada pasien bervariasi. Karena saya melihat latar belakang ekonomi pasien dan saya percaya rezeki tidak selalu berbentuk uang. Saya anggap sebagai proyek ibadah,” ujar Duta Oral Kontrasepsi Mitra Bayer Sharing ini.

Apalagi, ia selalu menanamkan dalam dirinya bahwa orang yang paling baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Libatkan Semua Anggota IBI

IKATAN Bidan Indonesia (IBI) Bandarlampung di bawah kepemimpinan Sri Rezeki sangat padat aktivitas sosialisasi dan pengaderan. ’’Misalnya melalui berbagai seminar dan workshop yang bekerja sama dengan berbagai pihak,” tutur Sekretaris IBI Bandarlampung Imronah, M.Kes.

Menurutnya, dalam berbagai kesempatan, Sri selalu menjadi pemateri dan narasumber untuk meningkatkan kualitas bidan dan calon bidan. Sri, kata dia, juga selalu menerapkan kebersamaan. Itu terbukti di setiap kegiatan tidak hanya pengurus inti yang dilibatkan, melainkan semua anggota IBI. ’’Kami semua harus berperan pada setiap kegiatan, meski kecil,” sebutnya.

Dan setiap merencanakan suatu program, harus dapat dijalankan serta waktu pelaksanaannya harus sesuai jadwal. ’’Orangnya disiplin serta bertanggung jawab,” kata bidan yang bertugas di Puskesmas Rajabasa Indah ini.

Selain itu, lanjutnya, Sri juga orang yang sangat tertib administratif. ’’Ia sangat tertib dan transparan dalam memimpin organisasi. Seperti terbuka dalam keuangan IBI Bandarlampung sehingga semua anggota dapat mengetahui dengan jelas kondisi keuangan organisasi,” imbuh Imronah. (red/c1/tru)